Demo Menolak Diaktifkannya Reaktor Nuklir di Jepang

Pemerintah Jepang akhirnya kembali mengaktifkan reaktor nuklir mereka. Perdana Menteri Yoshihiko Noda telah mengabaikan kekhawatiran masyarakat tentang keamanan ketika ia memerintahkan diaktifkannya kembali PLTN Ohi di Jepang barat. Ohi adalah PLTN pertama yang kembali beroperasi sejak kecelakaan fatal tahun lalu di Fukushima yang memaksa pemerintah mematikan semua PLTN yang ada di Jepang. Sayang sekali, penutupan ini tidak berlangsung lama.



Para Demonstran meneriakkan slogan-slogan anti-nuklir dan memukul-mukul drum, puluhan ribu demonstran berkumpul di depan kediaman Perdana Menteri Yoshihiko Noda untuk memprotes keputusan pemerintah yang kembali menggunakan pembangkit listrik tenaga nuklir. Di kerumunan tersebut, pria, wanita dan anak-anak mereka meneriakkan kata-kata "Jangan ada lagi Fukushima!"

Di Jepang sendiri, jarang terjadi yang namanya demonstrasi, apalagi yang sampai ribuan orang turun ke jalan. Mungkin karena tidak ada masalah yang terlalu besar untuk diprotes dengan melakukan demonstrasi. Tapi kali ini, tampaknya orang Jepang merasa pemerintah mereka sudah melewati batas. Media lokal memperkirakan jumlah para demonstran berada di kisaran angka 20.000 dan 45.000 orang, yang mereka gambarkan sebagai gerakan protes terbesar di pusat kota Tokyo sejak tahun 1960-an.

Yoshihiko Noda mengatakan ia memerintahkan dimulainya kembali reaktor nuklir untuk menghindari kekurangan pasokan tenaga listrik yang dapat menyebabkan pemadaman selama musim panas dan melumpuhkan banyak pabrik. Para analis politik telah memperingatkan akan adanya serangan publik besar-besaran setelah jajak pendapat menunjukkan bahwa dua per tiga dari warga Jepang menentang keputusan ini dengan mengatakan bahwa pemerintah telah gagal meyakinkan mereka bahwa reaktor nuklir telah dibuat aman.


"Jepang kurang mengeluarkan suaranya untuk menentang pemerintah," kata Yoko Kajiyama, seorang ibu rumah tangga yang membawa anaknya ikut serta. "Sekarang kita harus mengeluarkan suara yang lantang atau pemerintah akan membahayakan kita semua." Ketika diwawancara, para demonstran berkata bahwa reaktor-reaktor nuklir ini pasti akan kembali bocor dan menelan korban jika negara masih tergantung pada PLTN.

Sementara itu, sang Perdana Menteri tampak terpengaruh oleh protes yang berlangsung. "Mereka membuat banyak kebisingan," kata Yoshihiko Noda kepada para wartawan saat ia meninggalkan kantornya.












source :
http://www.jepang.net


No comments: