SUIKA WARI (Belah Semangka)

“Kanan..kanan..lebih ke kanan”
“Aduh, terlalu kanan! Kiri”
Hingga duduk di bangku sekolah dasar, setiap tahun di musim panas saya melakukan kegiatan ini. Agenda kegiatan musim panas yaitu suika-wari. Kegiatan ini bisa ditemui di pantai, di gunung, di taman terdekat atau juga di halaman rumah. Pertama kali melakukannya, kalau tidak salah waktu saya TK. Rasanya waktu itu 2 teman saya menjatuhkan semangka yang mereka bawa. Lalu mereka menangis dan teman-teman yang lain ribut. Sedangkan saya memungut dan memakan semangka yang jatuh itu. Lho? Bukan suika-wari yang seperti itu ya? Ya memang bukan sih.

Suika-wari adalah permainan membelah semangka dengan menggunakan tongkat panjang. Tapi kalau hanya membelah begitu saja kan tidak menarik, maka peserta harus berdiri terpisah sekitar 3 sampai 4 meter dari semangka kemudian matanya ditutup dan disuruh berputar sebanyak 2, 3 kali. Kemudian permainan pun dimulai. Dengan berpedoman pada petunjuk suporter, peserta mencari tahu letak semangka. Bila suporter berteriak “ya, tepat”, maka dengan sekuat tenaga para peserta mengarahkan tongkatnya. Bila tongkat tepat mengenai bagian tengah semangka maka akan terdengar suara ”prak”, namun bila tongkat hanya mengenai bagian tepi semangka maka akan terdengar suara “tung”. Dan bila meleset, akan terdengar suara tongkat memukul tanah dan derai tawa para suporter.
Setelah acara suika-wari selesai tentu saja acara selanjutnya adalah makan semangka. Tapi rasa semangka itu tidak terlalu enak. Sebab selama permainan berlangsung semangka menjadi hangat. Tahu sendiri kan bagaimana rasanya semangka yang tidak dingin…? Tapi, tapi, semangka itu harus dimakan, sebab kalau tidak, kita tidak bisa ikut lomba melempar biji semangka melalui mulut. Karena itu saya makan semangka dengan bersemangat. Untuk bisa melempar jauh biji semangka diperlukan tehnik kan ya. Aduh, saya merindukan masa-masa itu! Tapi daripada melempar sejauh mungkin 1 biji semangka yang tersisa di mulut, bagi saya lebih mengasyikkan cepat-cepat menghabiskan semangka, lalu melemparkan biji semangka yang terkumpul di mulut secara terus-menerus seperti senapan mesin. Menyisakan biji di mulut merupakan hal yang cukup sulit ya. Rasanya saya ingin melakukan hal itu lagi! Semangka itu rasanya tidak begitu enak sih, tapi kenangannya sampai sekarang tidak bisa saya lupakan.
Oh iya, saat ini di Jepang dipasarkan semangka berbentuk segi empat. Memang kelihatannya semangka bentuk ini lebih mudah disimpan di lemari es, tapi bagaimana cara memotong dan memakannya ya? Mudah tidak ya untuk acara belah semangka? Tapi yang namanya semangka itu lebih baik bulat ya.
Saat ini udara sedikit demi sedikit akan menjadi panas ya. Bagaimana kalau membayangkan suasana musim panas di Jepang dan mencoba acara belah semangka? Tentu saja setelah itu tidak lupa lomba lempar bijinya.


No comments: